linfosite.com

Mesin Las: Jenis, Teknik, dan Keamanan dalam Pekerjaan Pengelasan

SA
Syahrini Ananda

Panduan komprehensif tentang mesin las meliputi berbagai jenis mesin las, teknik pengelasan yang benar, dan prosedur keamanan dalam pekerjaan pengelasan untuk hasil optimal dan aman di berbagai proyek konstruksi.

Mesin las merupakan salah satu alat vital dalam dunia konstruksi dan manufaktur modern. Alat ini memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan berbagai alat konstruksi lainnya seperti jack hammer, vibrator beton, atau truck mixer dalam membangun infrastruktur yang kokoh dan tahan lama. Pengelasan sendiri adalah proses penyambungan material, biasanya logam, dengan cara mencairkan bagian yang akan disambung dan menambahkan material pengisi untuk membentuk sambungan yang kuat.

Sejarah pengelasan sebenarnya telah dimulai sejak zaman kuno, meskipun dengan teknik yang sangat berbeda. Jika kita melihat ke masa lalu, pembangunan monumen megah seperti piramida Mesir kuno dan candi Borobudur membutuhkan teknik penyambungan batu yang canggih untuk zamannya. Meskipun tidak menggunakan mesin las modern, prinsip dasar penyambungan material untuk menciptakan struktur yang kokoh telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Dalam konteks modern, mesin las telah berevolusi menjadi alat yang sangat canggih dengan berbagai jenis dan kapabilitas. Perkembangan teknologi pengelasan ini sejalan dengan kemajuan alat-alat konstruksi lainnya seperti mesin pemotong besi yang mampu memotong material dengan presisi tinggi, atau plate compactor yang digunakan untuk memadatkan tanah sebelum pembangunan dimulai.

Jenis-jenis mesin las yang umum digunakan dalam industri dapat dikategorikan berdasarkan proses pengelasannya. Mesin las busur listrik (arc welding) adalah yang paling umum, termasuk di dalamnya SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), dan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan proyek.

Mesin las SMAW, atau yang lebih dikenal dengan las listrik konvensional, menggunakan elektroda terbungkus flux yang menghasilkan gas pelindung saat proses pengelasan berlangsung. Jenis ini sangat populer karena kemudahan pengoperasiannya dan kemampuan untuk digunakan di berbagai posisi pengelasan. Keunggulan utama SMAW adalah fleksibilitasnya yang tinggi dan kemampuan bekerja di lingkungan yang berangin.

Sedangkan mesin las GMAW, atau yang biasa disebut MIG welding, menggunakan kawat elektroda yang terus menerus disuplai bersama dengan gas pelindung. Proses ini menghasilkan pengelasan yang lebih cepat dan efisien, membuatnya ideal untuk produksi massal. Gas pelindung yang digunakan biasanya campuran argon dan karbon dioksida, tergantung pada material yang dilas.

Untuk aplikasi yang membutuhkan kualitas las tertinggi, mesin las GTAW atau TIG welding menjadi pilihan utama. Proses ini menggunakan elektroda tungsten yang tidak terconsumable dan gas pelindung argon murni. Meskipun prosesnya lebih lambat dan membutuhkan skill operator yang tinggi, hasil lasan GTAW memiliki kualitas yang sangat baik dengan penetrasi yang dalam dan tampilan yang rapi.

Selain ketiga jenis utama tersebut, terdapat juga mesin las resistance welding yang bekerja dengan prinsip pemanasan melalui resistansi listrik, serta mesin las submerged arc welding yang cocok untuk pengelasan material tebal dengan kecepatan tinggi. Pemilihan jenis mesin las yang tepat sangat bergantung pada material yang akan dilas, ketebalan material, posisi pengelasan, dan kualitas las yang diharapkan.

Teknik pengelasan yang benar merupakan faktor kunci dalam menghasilkan sambungan yang kuat dan awet. Persiapan material sebelum pengelasan meliputi pembersihan permukaan dari kotoran, minyak, atau karat yang dapat mempengaruhi kualitas las. Pemotongan material dengan mesin pemotong besi yang tepat juga penting untuk memastikan celah sambungan yang sesuai.

Pengaturan parameter mesin las seperti arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan harus disesuaikan dengan jenis material dan ketebalannya. Untuk material tipis, diperlukan arus yang lebih rendah untuk menghindari terbakarnya material, sedangkan material tebal membutuhkan arus yang lebih tinggi untuk mendapatkan penetrasi yang cukup.

Posisi pengelasan juga mempengaruhi teknik yang digunakan. Pengelasan datar (flat position) adalah yang paling mudah, sedangkan pengelasan vertikal (vertical position), horizontal (horizontal position), dan overhead (overhead position) membutuhkan skill dan teknik khusus. Pengelasan overhead khususnya membutuhkan perhatian ekstra terhadap keamanan karena cairan logam dapat menetes ke bawah.

Dalam proses pengelasan, kontrol terhadap busur listrik sangat penting. Busur yang terlalu panjang dapat menyebabkan porositas dan percikan yang berlebihan, sedangkan busur yang terlalu pendek dapat menyebabkan elektroda menempel pada material. Pengelas yang berpengalaman mampu menjaga panjang busur yang konsisten selama proses pengelasan berlangsung.

Keamanan dalam pekerjaan pengelasan tidak boleh diabaikan mengingat risiko yang dapat timbul. Perlindungan mata adalah yang paling vital, mengingat intensitas cahaya ultraviolet dan inframerah yang dihasilkan selama proses pengelasan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina. Kaca las dengan shade yang sesuai harus selalu digunakan, dengan shade number yang disesuaikan dengan besar arus pengelasan.

Pakaian pelindung yang terbuat dari bahan tahan api harus digunakan untuk melindungi tubuh dari percikan logam cair dan radiasi panas. Sarung tangan las khusus dirancang untuk melindungi tangan dari panas dan sengatan listrik, sementara sepatu safety melindungi kaki dari benda jatuh dan percikan logam.

Ventilasi yang memadai sangat penting dalam ruang pengelasan untuk menghindari akumulasi asap las yang dapat berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Asap las mengandung berbagai partikel logam dan gas yang dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan masalah kesehatan jangka panjang. Penggunaan exhaust system atau respirator khusus diperlukan ketika pengelasan dilakukan di ruang tertutup.

Keamanan listrik juga harus diperhatikan dengan serius. Mesin las harus dalam kondisi baik dengan kabel yang tidak rusak dan ground yang terpasang dengan benar. Area kerja harus kering dan bebas dari genangan air untuk mencegah sengatan listrik. Pemeriksaan rutin terhadap peralatan las sangat dianjurkan untuk memastikan keselamatan kerja.

Dalam konteks yang lebih luas, mesin las bekerja sinergis dengan berbagai alat konstruksi lainnya. Sebelum proses pengelasan dimulai, seringkali diperlukan persiapan material menggunakan mesin pemotong besi untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Alat seperti jack hammer mungkin diperlukan untuk membongkar struktur beton yang akan diperbaiki atau dimodifikasi.

Setelah proses pengelasan selesai, dalam banyak proyek konstruksi, pekerjaan dilanjutkan dengan penggunaan vibrator beton untuk memadatkan coran beton di sekitar struktur yang telah dilas, atau penggunaan plate compactor untuk memadatkan tanah di sekitar fondasi. Truck mixer membawa beton segar yang diperlukan untuk melengkapi struktur, sementara wheelbarrow membantu dalam transportasi material di lokasi kerja.

Pemeliharaan mesin las yang teratur sangat penting untuk memastikan kinerja optimal dan keamanan pengoperasian. Pembersihan rutin, pemeriksaan kabel dan koneksi, serta kalibrasi pengaturan harus dilakukan secara berkala. Penyimpanan yang tepat juga diperlukan untuk melindungi mesin dari kerusakan akibat kelembaban atau debu.

Pelatihan dan sertifikasi operator las merupakan aspek penting lainnya. Operator yang terlatih tidak hanya mampu menghasilkan kualitas las yang baik, tetapi juga memahami prosedur keamanan yang harus diterapkan. Banyak kecelakaan pengelasan terjadi karena ketidaktahuan atau kelalaian dalam menerapkan prosedur keselamatan.

Dalam era digital saat ini, perkembangan mesin las juga mengikuti tren otomatisasi dan robotika. Mesin las robotik telah banyak digunakan dalam industri otomotif dan manufaktur untuk konsistensi dan efisiensi yang lebih tinggi. Sistem pengelasan otomatis dengan kontrol komputer memungkinkan presisi yang sulit dicapai dengan pengelasan manual.

Pemilihan mesin las yang tepat untuk suatu proyek harus mempertimbangkan berbagai faktor termasuk budget, frekuensi penggunaan, jenis material yang akan dilas, dan ketersediaan daya listrik. Untuk penggunaan ringan di bengkel kecil, mesin las inverter dengan daya rendah mungkin sudah mencukupi, sedangkan untuk proyek industri besar diperlukan mesin las dengan kapasitas tinggi dan fitur yang lebih lengkap.

Dengan memahami berbagai aspek mesin las mulai dari jenis, teknik, hingga keamanan pengoperasian, diharapkan pekerjaan pengelasan dapat dilakukan dengan hasil yang optimal dan aman bagi semua pihak yang terlibat. Seperti halnya dalam berbagai aktivitas konstruksi lainnya, pengetahuan dan kesadaran akan keselamatan kerja merupakan investasi yang tidak ternilai harganya.

mesin laspengelasanteknik laskeamanan pengelasanjenis mesin lasalat konstruksiweldingalat lasprosedur lasperlengkapan las

Rekomendasi Article Lainnya



Rahasia Alat Pembuatan Bangunan Bersejarah

Di Linfosite.com, kami mengungkap rahasia di balik pembuatan bangunan bersejarah seperti Piramida Mesir Kuno, Candi Borobudur, dan Menara Pisa. Setiap bangunan ini menyimpan misteri dan teknik konstruksi yang mengagumkan, yang hingga kini masih dipelajari oleh para arkeolog dan insinyur.


Piramida Mesir Kuno, misalnya, dibangun dengan presisi yang luar biasa menggunakan alat-alat yang sederhana namun efektif. Sementara itu, Candi Borobudur di Indonesia menampilkan keahlian dalam memotong dan menyusun batu vulkanik tanpa menggunakan semen. Tidak kalah menarik, Menara Pisa di Italia dibangun dengan fondasi yang tidak rata, yang justru memberinya kemiringan ikonik.


Kunjungi Linfosite.com untuk menemukan lebih banyak artikel menarik seputar sejarah, arsitektur, dan teknologi kuno yang membentuk dunia kita saat ini. Dengan memahami masa lalu, kita dapat menginspirasi inovasi di masa depan.

© 2023 Linfosite.com. All Rights Reserved.